Header Ads

Tama Lamung


Upacara tama lamung adalah upacara memasang atau mengenakan baju pada anak perempuan yang akan memasuki usia aqil baligh. Tama lamung di maksudkan sebagai pemberitahuan kepada anak bahwa ia akan memasuki usia remaja. Sehingga dapat menyadari dirinya secara fisik maupun mental dalam menghadapi perubahan yang  akan di alaminya.

Asal Mula 

Tama Lamung bermula dari kebiasaan menggunakan  lamong pene bagi  seorang wanita Sumbawa  yang  akan memasuki  usia remaja. Wanita yang melaksanakan  tradisi Tama Lamong haruslah dari golongan bangsawan dan tau sanak  (golongan merdeka). Guna menghindari malapetaka yang dapat menimpa individu yang bersangkutan maka dilaksanakanlah tradisi Tama  Lamung. Guna menghindari malapetaka yang dapat menimpa individu yang bersangkutan maka dilaksanakanlah tradisi Tama Lamong. Wanita yang telah melakukan upacara Tama Lamong maka memiliki kewajiban untuk menjaga harkat dan martabatnya sebagai wanita dengan selalu mengikuti segala adat istiadat dalam masyarakatnya. Adat istiadat ini dapat dipelajari dengan mengikutsertakan wanita tersebut dalam berbagai upacara adat seperti menjadi ina odak (orang yang mengurus segala keperluan upacara) dan ina saneng(pendamping kedua mempelai) dalam upacara perkawinan.


 Prosesi

  Ada 2 tahapan sebelum prosesi Tama Lamung, yaitu barodak dan maning suci. Barodak dan maning suci berguna untuk menolak bala berupa penyakit seperti kesikal yang dapat menimpa wanita tersebut. Setelah barodak dan maning suci. Selanjutnya,prosesi tama lamung. Upacara ini dilaksanakan di atas tikar yang dinamakan “ Tipar Lonjo” atau “Tipar Umpu”. Dalam upacara ini, harus tersedia kelengkapan-kelengkapan seperti : dila malam, beras kuning, nasi ketan, ketupat dan baju ( lamung pene ) sebanyak 7 buah yang warnanya berbeda. Upacara berlangsung sambil di iringi dengan serakal dan ratib. Ketujuh baju yang berbeda warnanya itu secara bergantian dikenakan kepada anak oleh orang yang berbeda-beda. Setiap pemasangan baju selalu di taburi/di lempari dengan beras kuning ( loto kuning ). Setelah baju di kenakan maka sandro akan mengelilingi anak tersebut dengan dila malam sebanyak 7 kali keliling sambil membacakan do’a, agar anak tersebut kelak dapat menjadi anak sholehah dan berguna.

Berikut adalah cuplikan dari tarian tama lamung.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh suprun. Diberdayakan oleh Blogger.