Guru Kesenian MAN 1 Sumbawa Ke Jerman
Ariffianto Sosok Guru Kesenian di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Sumbawa yang patut ditiru dan diberi penghargaan sebagai sosok
Inspirasi , karena prestasi yang disandang sebagai Seniman yang telah mencetak
karya karyanya dan sederet pengalaman pengalamannya hingga Manca Negara (24
Agustus 2016).
Ariffianto yang lahir pada tanggal 03
September 1978 di Dusun Bekat Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa
Nusa Tenggara Barat (NTB) , dari sejak kecil telah mencintai dan memperlajari
kesenian Sekeco ini hingga sekarang dimana sejak tahun 1996 baru memulai dan
beranikan diri untuk mengikuti lomba lomba pada even even di Tana Samawa
Sumbawa hingga sekarang ini dan pada tahun 2015 pagelaran Budaya Sakeco di
Jerman bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Jakarta
bersama rombongan.
Tiada hari tanpa kenal lelah mengajari putra
putri serta anak didik dari sekolah sekolah dan Madrasah dimana Ariffianto
mengabdikan diri mengajar , serta masyarakat sekitar tempat tinggalnya dari
yang masih kecil hingga yang dewasa bahkan orang orang tua yang ingin bisa
melantunkan lawas Sakeco,
Sakeco ini adalah kesenian khas Sumbawa,
setiap daerah pasti memiliki cirri khas masing masing akan kebudayaan baik dari
segi kesenian maupun adat istiadat, kesenian ini dapat dijadikan sebagai media
komunikasi dan dakwah. DanSekeco merupakan kesenian yang banyak digemari oleh
orang Sumbawa, alatnya berupa dua buah rebana dan dimainkan oleh dua seniman
penabuh dan pembawa membawakan syair berbahasa Sumbawa yang dinamakan lawas.alat
yang digunakan terbuat dari kayu dan salah satu bagian ditutup dengan kulit
kambing yang telah dikeringkan dan diikat dengan rotan dan pasak atau paku.
Pada dasarnya sekeco ini berasal dari ratib
bahasa arab yang artinya hiburan yang pada umumnya dimainkan oleh 4 orang
tetapi sekarang dimaninkan oleh 2 (dua) orang saja menggunakan alat musiknya
yang disebut dengan rabana, serta dimainkan sambil membawakan lagu lagu
berbahasa arab yang diambil dari kitab Hadrah dan mengandung puji pujian kepada
Allah dan Rasul-Nya. Danumumnya sekeco ini dibawakan pada acara pengantin,
khitanan dan upacara upacara adat dan dahulu orang menjadikan sekeco ini
sebagai mata pencaharian, tetapi sekarang hanya digunakan sebagai hiburan saja.
Sekeco juga merupakan media penyampaian pesan
dari utusan yang akan menyampaikan ajaran ajaran Islam kepada
masyarakat,sehingga didalam liriknya harus terdapat pengetahuan tentang agama
Islam, serta kata kata yang dipakai merangkai lirik haruslah mudah dipahami
sehingga sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh para pendengarnya.
Sederetan pengalaman Pagelaran Budaya Sakeco
1. Dari tahun 1996- 2010 dalam kegiatan
Pekan Budaya Samawa
2. Pada tahun 2010 mengikuti Festival
Sastra Tutur di Samarinda
3. Pada tahun 2011 dalam kegiatan Visit
Lombok Sumbawa bertempat di Makasar
4. Pada tahun 2012 dalam kegiatan Bulan
Citra Budaya di Mataram (TVRI)
5. Pada Tahun 2013 kegiatan Bulan
Apresiasi Budaya di Mataram
6. Pada Tahun 2014 dalam Festival Budaya
Malaka di Malaysia dan Festival Senggigi di Mataram
7. Pada Tahun 2015 Kegiatan Sekeco di
Jakarta Ikatan Keluarga Sumbawa (IKASUM JAYA) , Sakeco di Frankfurt Bookfair
(Pasar Hamburg dan Berlin) di Jerman dan Lembaga Adat Nusantara di Kendari
Sulawesi Tenggara dan Kegiatan Sakeco Tambora Menyapa Dunia di Kabupaten Dompu
NTB
8. Pada tahun 2016 Kegiatan Ikatan
Keluarga Sumbawa di Jakarta (IKASUM JAYA) dan Kegiatan Bulan Budaya Lombok
Sumbawa bersama DISPORABUDPAR Kabupaten Sumbawa yang mengikut sertakan dua
siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Sumbawa Lola dan Mira..joko..
Tidak ada komentar